Your Ad Here

Minggu, Mei 25, 2008

DRINK WATER ON EMPTY STOMACH

It is popular in Japan today to drink water immediately after waking up every morning. Furthermore, scientific tests have proven its value.. We publish below a description of use of water for our readers. For old and serious diseases as well as modern illnesses the water treatment had been found successful by a Japanese medical society as a 100% cure for the following diseases:
Headache, body ache, heart system, arthritis, fast heart beat, epilepsy, excess fatness, bronchitis asthma, TB, meningitis, kidney and urine diseases, vomiting, gastritis, diarrhea, piles, diabetes, constipation, all eye diseases, womb, cancer and menstrual disorders, ear nose and throat diseases...


METHOD OF TREATMENT
1. As you wake up in the morning before brushing teeth, drink 4 x 160ml glasses of water
2. Brush and clean the mouth but do not eat or drink anything for 45 minute
3.. After 45 minutes you may eat and drink as normal.
4. After 15 minutes of breakfast, lunch and dinner do not eat or drink anything for 2 hours
5. Those who are old or sick and are unable to drink 4 glasses of water at the beginning may commence by taking little water and gradually increase it to 4 glasses per day.
6. The above method of treatment will cure diseases of the sick and others can enjoy a healthy life.

The following list gives the number of days of treatment required to cure/control/ reduce main diseases:
1. High Blood Pressure (30 days)
2. Gastric (10 days)
3. Diabetes (30 days)
4. Constipation (10 days)
5. Cancer (180 days)
6. TB (90 days)
7. Arthritis patients should follow the above treatment only for 3 days in the 1st week, and from 2nd week onwards daily.


This treatment method has no side effects, however at the commencement of treatment you may have to urinate a few times.

It is better if we continue this and make this procedure as a routine work in our life. Drink Water and Stay healthy and Active.

This makes sense ... The Chinese and Japanese drink hot tea with their meals ..not cold water. Maybe it is time we adopt their drinking habit while eating!!! Nothing to lose, everything to gain...


For those who like to drink cold water, this article is applicable to you.
It is nice to have a cup of cold drink after a meal. However, the cold water will solidify the oily stuff that you have just consumed. It will slow down the digestion.

Once this "sludge" reacts with the acid, it will break down and be absorbed by the intestine faster than the solid food. It will line the intestine.
Very soon, this will turn into fats and lead to cancer. It is best to drink hot soup or warm water after a meal.

A serious note about heart attacks:
- Women should know that not every heart attack symptom is going to be the left arm hurting,
- Be aware of intense pain in the jaw line.
- You may never have the first chest pain during the course of a heart attack.
- Nausea and intense sweating are also common symptoms.
- 60% of people who have a heart attack while they are asleep do not wake up.
- Pain in the jaw can wake you from a sound sleep. Let's be careful and be aware. The more we know, the better chance we could survive...

A cardiologist says if everyone who gets this article sends it to everyone they know, you can be sure that we'll save at least one life..

Please be a true friend and send this article to all your friends you care about.

Senin, Mei 19, 2008

Hidden Object Games, I bet you'll love it!

For the past several years hundreds of thousands of gamers all over the world have been persistently clicking their mice buttons peering at the disorder of their computer screens. The one to blame is not a new evil virus messing up shortcuts on the desktop, but quite harmless and absorbing games commonly called Hidden Object Games.

Given the name, it’s easy to guess that their main target is to search for some hidden objects. A basic screenshot of a hidden object game is a nice (or not necessarily nice) room in a mess, where you have to find 10-15 objects in order to move up to the next level. Moreover you need to find them within a limited period of time. It may not sound very interesting but as you get down to play such a game, you forget about everything else; there’s only a room full of objects.

Hidden object games are trully popular. Let see what is the secret of their popularity?

One of the elements of success is a nice story and a capturing plot. The first games of this genre were based upon some detective story, where level by level you were approaching the solution of a murder mystery or some other great secret. I bet more than half of the earths residence would like about misteriously cases. There are typical examples of detective plots in the Mystery Case Files line of games. Its idea was so successful that 4 games have already been released in this line. The legendary Hercule Poirot, an Agatha Christy’s character, is worth mentioning. There are 3 titles in the line of games based on Agatha Christy’s detective stories. Later on game designers started to release games with more varied stories. A bright example is MCF (Misterious Case Files), where you have to solve a puzzle with finding a lot of hidden objects.

Game designers approach the graphics of hidden object games very seriously, as much of the game’s success depends on the graphics. In most cases graphic design is of a very high quality, and is accomplished by some mood music. Many games can be called masterpieces of the game industry.

Moreover most of the hidden object games are distributed as downloadable games, which means that you can download a game for free and play it for a limited time period. If you like it, you can buy a full version and play without any limits.

If you want to take part in “peaceful” adventures or detect a mysterious murder but you don’t want to deal with complicated rules, then hidden object games will be an ideal choice for you.

Sabtu, Mei 17, 2008

Romi Satria Wahono Fans!


Cool uh!!!... The photo taken at Gedung E Universitas Dian Nuswantoro, on event Seminar "Membangun Kemandirian dengan net-preneurship" on Saturday, 17th of May 2008.

On my left side, stands Mr. Romi Satria Wahono, the founder of ilmukomputer.com
for me he is my teacher...

Rabu, Mei 14, 2008

Melihat ALLAH Ta'ala

Hadist riwayat Abu Said Al-Khudri ra.


Bahwa kaum muslimin pada masa Rasulullah saw. bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah kami dapat melihat Tuhan kami di hari kiamat?” Rasulullah saw. bersabda: “Ya!” Kemudian beliau melanjutkan: “Apakah kalian terhalang melihat matahari di siang hari yang cerah, yang tidak ada awan sedikit pun? Apakah kalian terhalang melihat bulan pada malam purnama yang cerah tanpa awan sedikit pun?” Kaum muslimin menjawab: “Tidak, wahai Rasulullah.”

Rasulullah saw. bersabda: “Kalian tidak akan terhalang melihat Allah Ta’ala pada hari kiamat, sebagaimana kalian tidak terhalang melihat salah satu dari matahari dan bulan.”

Ketika hari kiamat terjadi, ada penyeru yang mengumumkan: “Setiap umat hendaklah mengikuti apa yang dahulu disembahnya. Maka tidak tersisa orang-orang yang dahulu menyembah selain Allah yakni berhala, kecuali mereka berjatuhan ke dalam neraka.” Hingga yang tinggal hanya orang-orang yang menyembah Allah ada yang baik dan ada yang jahat serta sisa-sisa Ahli Kitab, maka dipanggillah orang-orang Yahudi. Mereka ditanya: Apa yang dahulu kalian sembah? Mereka menjawab: “Kami menyembah Uzair anak Allah.” Dikatakan: “Kalian salah! Allah tidak menjadikan seorang pun sebagai sahabat atau anak. Lalu apa yang kalian inginkan?” Mereka menjawab: “Kami haus, ya Tuhan kami berilah kami minum.” Lalu ditunjukkan pada mereka: “Kenapa kalian tidak datang ke sana?” Mereka digiring ke neraka, seolah-olah neraka itu fatamorgana yang saling menghancurkan. Mereka pun berjatuhan ke dalam neraka.

Kemudian orang-orang Nasrani dipanggil. Mereka ditanya: “Apa yang dahulu kalian sembah?” Mereka menjawab: “Kami menyembah Isa Almasih anak Allah.” Dikatakan kepada mereka: “Kalian salah! Allah tidak menjadikan seorang pun sebagai sahabat atau anak. Apa yang kalian inginkan?” Mereka menjawab: “Kami haus ya Tuhan, berilah kami minum.” Lalu ditunjukkan pada mereka: Kenapa kalian tidak datang ke sana? Mereka digiring ke neraka Jahanam, seolah-olah neraka itu fatamorgana yang saling menghancurkan. Mereka pun berguguran ke dalam neraka.

Ketika yang tinggal hanya orang-orang yang dahulu menyembah Allah Taala (yang baik dan yang jahat), maka Allah datang kepada mereka dalam bentuk yang lebih rendah daripada bentuk yang mereka ketahui. Dia berfirman: “Apa yang kalian tunggu? Setiap umat mengikuti apa yang dahulu disembah.” Mereka mengucapkan: “Ya Tuhan kami, di dunia kami memisahkan diri dari orang-orang yang sebenarnya sangat kami butuhkan (untuk membantu kehidupan di dunia) dan kami tidak mau berkawan dengan mereka (karena menyimpang dari jalan yang digariskan oleh agama).”

Allah berfirman: “Akulah Tuhan kalian!” Mereka mengucap: “Kami mohon perlindungan kepada Allah darimu. Kami tidak akan menyekutukan Allah dengan apapun” (ini diucapkan dua atau tiga kali), sampai sebagian mereka hampir-hampir berubah (berbalik dari kebenaran, karena cobaan yang sangat berat yang berlaku saat itu). Allah berfirman: “Apakah antara kalian dan Dia ada tanda-tanda, sehingga dengan demikian kalian dapat mengenal-Nya?” Mereka menjawab: “Ya, ada.” Lalu disingkapkanlah keadaan yang mengerikan itu. Setiap orang yang hendak bersujud kepada Allah dengan keinginan sendiri, pasti mendapat izin Allah. Sedangkan orang yang akan bersujud karena takut atau pamer, tentu Allah menjadikan punggungnya menyatu (sehingga tidak dapat sujud). Setiap kali hendak sujud, ia terjungkal pada tengkuknya. Kemudian mereka mengangkat kepala mereka, sementara itu Allah telah berganti rupa dalam bentuk yang mereka lihat pertama kali.

Allah berfirman: “Akulah Tuhan kalian.” Mereka menyahut: “Engkau Tuhan kami.” Kemudian suatu jembatan dibentangkan di atas neraka Jahanam dan syafaat diperbolehkan. Mereka berkata: “Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah.” Ada yang bertanya: “Ya Rasulullah, apakah jembatan itu?” Rasulullah saw. bersabda: “Tempat berpijak yang licin (menggelincirkan). Padanya terdapat besi berkait dan besi berduri. Di Najed ada tumbuhan berduri yang disebut Sakdan. Seperti itulah besi-besi berkaitnya.”

Orang-orang mukmin melewati jembatan tersebut ada yang secepat kejapan mata, ada yang seperti kilat, seperti angin, seperti burung, seperti kuda atau unta yang kencang larinya. Mereka terbagi menjadi tiga kelompok, golongan selamat sama sekali, golongan yang terkoyak-koyak tapi dapat bebas dan golongan yang terjerumus ke dalam neraka Jahanam. Pada saat orang-orang mukmin telah terbebas dari neraka, maka demi Dzat yang menguasai diriku, tidak ada orang yang sangat menaruh perhatian dalam meraih kebenaran, melebihi orang-orang mukmin yang mencari kebenaran kepada Allah demi kepentingan saudara-saudara mereka yang masih berada di neraka.

Mereka berkata: “Wahai Tuhan kami, mereka dahulu berpuasa bersama kami, salat dan beribadah haji.” Lalu difirmankan kepada mereka: “Keluarkanlah orang-orang yang kalian kenal. Maka wajah mereka diharamkan atas neraka.” Mereka mengeluarkan banyak orang dari neraka. Ada yang sudah terbakar hingga separuh betisnya dan ada yang sudah sampai ke lututnya. Orang-orang mukmin itu berkata: “Ya Tuhan kami, di dalam neraka tidak ada lagi seorang pun yang Engkau perintahkan untuk dikeluarkan.”

Allah berfirman: “Kembalilah (lihatlah kembali)! Barang siapa yang kalian temukan di hatinya ada kebaikan meski hanya seberat dinar. Keluarkanlah.” Kemudian mereka dapat mengeluarkan banyak orang. Lalu mereka berkata: “Ya Tuhan kami! Kami tidak tahu apakah di neraka masih ada orang yang Engkau perintahkan untuk dikeluarkan.”

Allah berfirman: “Kembalilah (lihatlah kembali)! Barang siapa yang kalian temukan di hatinya ada kebaikan maski hanya seberat setengah dinar, keluarkanlah.” Mereka dapat mengeluarkan lagi banyak orang. Setelah itu mereka berkata: “Ya Tuhan kami! Kami tidak tahu, apakah di sana masih ada seseorang yang Engkau perintahkan untuk dikeluarkan.”

Allah berfirman: “Kembalilah (lihatlah kembali)! Barang siapa yang kalian temukan di dalam hatinya terdapat kebaikan meski hanya seberat atom, keluarkanlah.” Lagi-lagi mereka dapat mengeluarkan banyak orang. Kemudian mereka berkata: “Ya Tuhan kami. Kami tidak tahu apakah di sana masih ada pemilik kebaikan.” Abu Said Al-Khudri berkata: Jika kalian tidak mempercayaiku mengenai hadis ini, maka bacalah firman Allah: Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar atom. Dan jika ada kebaikan sebesar atom, niscaya Allah akan melipat-gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.”

Allah Ta'ala berfirman: “Para malaikat telah memohon syafaat, para nabi telah memohon syafaat dan orang-orang mukmin juga telah memohon syafaat. Yang tinggal hanyalah Zat yang Maha Penyayang di antara semua yang penyayang.” Lalu Allah mengambil dari neraka dan mengeluarkan dari sana sekelompok orang yang sama sekali tidak pernah beramal baik. (Saat itu) mereka telah menjadi arang hitam.

Mereka dilempar ke sebuah sungai dekat mulut surga, yang disebut Sungai Kehidupan. Kemudian mereka keluar seperti tumbuhan kecil keluar dari lumpur banjir. Bukankah kalian sering melihat tumbuhan kecil di sela-sela batu atau pohon, di mana bagian yang terkena sinar matahari akan berwarna sedikit kuning dan hijau, sedangkan yang berada di keteduhan menjadi putih?

Para sahabat menyela: “Seolah-olah baginda dahulu pernah menggembala di dusun.” Rasulullah saw. meneruskan: “Lalu mereka keluar bagaikan mutiara. Di leher mereka ada kalung, sehingga para ahli surga dapat mengenali mereka. Mereka adalah orang-orang yang dibebaskan Allah, yang dimasukkan oleh Allah ke dalam surga, tanpa amal yang mereka kerjakan dan tanpa kebaikan yang mereka lakukan.”

Kemudian Allah berfirman: “Masuklah kalian ke dalam surga. Apapun yang kalian lihat, itu adalah untuk kalian.” Mereka berkata: “Ya Tuhan kami, Engkau telah memberi kami pemberian yang belum pernah Engkau berikan kepada seorang pun di antara orang-orang di seluruh alam.”

Allah berfirman: “Di sisiku ada pemberian untuk kalian yang lebih baik daripada pemberian ini.” Mereka berkata: “Ya Tuhan kami, apa lagi yang lebih baik daripada pemberian ini?” Allah berfirman: “Ridha-Ku, sehingga Aku tidak akan murka kepada kalian sesudah itu, selamanya.”

Senin, Mei 12, 2008

Mengapa Engkau Menangis Ibu ?

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu, mengapa ibu menangis?" Ibunya menjawab, "sebab Ibu adalah seorang wanita nak." "Aku tak mengerti." kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya dengan erat. "Nak, kamu tak akan pernah mengerti.... ."

Kemudian anak itu bertanya kepada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?" Sang Ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa alasan." Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya. Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Allah. "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?" Dalam mimpinya Allah menjawab "Saat kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tidur.

Kuberikan wanita kekuatan dapat melahirkan dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau seringpula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu. Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

Pada wanita Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah. Kuberikan wanita perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi apapun dan dalam situasi apapun. Walau tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaan hatinya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak? Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya.

Dan akhirnya kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan segala perasaannya. inilah yang khusus kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya air mata ini adalah air mata kehidupan."

Maka dekatkanlah diri kita pada sang Ibu jikalau beliau masih hidup, karena di kakinyalah kita menemukan surga. Namun begitu, surgakah atau cinta dan kasih sayang dari ibu yang kau harapkan…? Ketika melahirkanmu, memeliharamu, dan bahkan membekalimu dengan segala yang ia punyai untuk kau menghadapi kehidupanmu, ibu tak pernah mengharap balasmu, pun tak pernah terpikir mengharapkan surga karena apa yang telah dia lakukan untukmu…

Memang benar surgamu berada di telapak kaki ibumu, tapi bijakkah jika kita menyayangi ibu hanya karena mengharap surga dari-Nya !? Cintai dan sayangilah ibumu hanya karena Allah, bukan karena siapapun, atau bahkan bukan karena mengharap surga.

Karena sesungguhnya kasih sayang ibumu adalah kasih sayang dari Allah SWT…

Allah mengilhami jiwa manusia dengan kebaikan dan keburukan, beruntunglah siapa yang mensucikannya, dan merugilah mereka yang mengotorinya.

Sabtu, Mei 10, 2008

Wujud Cinta Untuk Sang Rasul

Sebuah kisah mashur dalam sejarah, tercipta setelah Haji Wada’ (haji penghabisan). Kisah tentang wujud cinta yang luar biasa, cinta para Sahabat kepada Rasullullah SAW..

Hari itu pada Haji Wada’, sebuah ayat turun, “Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam menjadi agama bagimu”. Para Sahabat bergembira, mereka bersorak “Agama kita telah sempurna, agama kita telah sempurna”. Kegembiraan yang memuncaki 23 tahun perjuangan dengan segenap suka dan duka. Di tengah kerumunan manusia pada hari Haji itu, seorang sahabat mulia justru bersedih. Abu Bakar As-Siddiq, perasaannya yang halus, dan dengan segenap keistimewaan yang ia miliki, ia menangis. Ia memahami di balik kesempurnaan pasti ada kesudahan. Ia menyadari, tidak lama lagi Sang Rasul yang dicintai akan meninggalkan dunia, meninggalkan para sahabat, kembali ke haribaan Allah SWT.

Tangis sedih Abu Bakar didengar para sahabat. Setelah Abu Bakar menjelaskan mengapa ia menangis, para sahabat pun menangis. Betapa menyedihkan, Sang Kekasih tercinta, bertahun-tahun hidup dan berjuang bersama, segenap kesulitan dan kemudahan dilalui dalam persaudaraan yang tak ada duanya, tidak lama lagi akan tiada, meninggalkan dunia yang fana.

Mengetahui para sahabat menangis, Rasulullah bergegas mendatangi mereka. Di depan para sahabat Rasulullah S.A.W. berkata:" Semua yang dikatakan Abu Bakar r.a adalah benar dan sesungguhnya masa untuk aku meninggalkan kamu semua telah hampir dekat”. Mendengar perkataan Sang Rasul, Abu Bakar kembali menangis hingga kemudian tak sadarkan diri, tubuh Ali ibn Abi Thalib bergetar, dan sahabat lainnya menangis dengan sekuat yang mereka bisa.

Beberapa masa kemudian Rasullullah sakit. Kota Madinah berada dalam suasana kesedihan. Di suatu Subuh, setelah adzan, Bilal ibn Rabah bergegas menuju kediaman Rasullullah, di sana Fatimah menyambut Bilal dan berkata, “Jangan Kau ganggu Rasullullah, kondisinya sedang payah”. Bilal kembali ke masjid, di sana masih tak ada yang sanggup menggantikan Sang Rasul menjadi imam shalat subuh. Semua yang hadir di masjid diselimuti kesedihan. Kali kedua, Bilal kembali mendatangi kediaman Nabi, dan Fatimah kembali mencegah Bilal bertemu Nabi karena kondisi Nabi sedang buruk. Bilal menjawab, “Subuh hampir tiada, tak ada yang dapat memimpin shalat”. Dari dalam kamar Rasulullah mendengar percakapan tersebut dan mememerintahkan agar Abu Bakar menjadi imam shalat Subuh. “Abu Bakar terus menangis” seru Bilal. Rasululah pun bergegas ke masjid dipapah oleh para sahabat.

Mesjid penuh sesak oleh kaum Muhajirin beserta Anshar. Ada sosok cinta di sana, kekasih yang baru saja terbangun dari sakitnya, yang membuat semua sahabat tak melewatkan kesempatan ini. Setelah mengimami shalat, nabi berdiri dengan anggun di atas mimbar. Suaranya basah, menyenandungkan puji dan kesyukuran kepada Allah yang Maha Pengasih. Senyap segera saja datang, mulut para sahabat tertutup rapat, semua menajamkan pendengaran menuntaskan kerinduan pada suara sang Nabi yang baru berada lagi. Semua menyiapkan hati, untuk disentuh serangkai hikmah.

Selanjutnya Nabi bertanya. Wahai sahabat, kalian tahu umurku tak akan lagi panjang, Siapakah diantara kalian yang pernah merasa teraniaya oleh si lemah ini, bangkitlah sekarang untuk mengambil kisas, jangan kau tunggu hingga kiamat menjelang, karena sekarang itu lebih baik. Semua yang hadir terdiam, semua mata menatap lekat Nabi yang terlihat lemah. Tak akan pernah ada dalam benak mereka perilaku Nabi yang terlihat janggal. Apapun yang dilakukan Nabi, selalu saja indah. Segala hal yang diperintahkannya, selalu membuihkan bening sari pati cinta. Tak akan rela sampai kapanpun, ada yang menyentuhnya meski hanya secuil jari kaki. Apapun akan digadaikan untuk membela Al-Musthafa.

Melihat semua yang terdiam, nabi mengulangi lagi ucapannya, kali ini suaranya terdengar lebih keras. Masih saja para sahabat duduk tenang. Hingga ucapan yang ketiga kali, seorang laki-laki berdiri menuju Nabi. Dialah Ukasyah Ibnu Muhsin.

”Ya Rasul Allah, Dulu aku pernah bersamamu di perang Badar. Untaku dan untamu berdampingan, dan aku pun menghampirimu agar dapat menciummu, wahai kekasih Allah, Saat itu engkau melecutkan cambuk kepada untamu agar dapat berjalan lebih cepat, namun sesungguhnya engkau memukul lambung sampingku” ucap Ukasyah.
Mendengar ini Nabi pun menyuruh Bilal mengambil cambuk di rumah putri kesayangannya, Fatimah. Tampak keengganan menggelayuti Bilal, langkahnya terayun begitu berat, ingin sekali ia menolak perintah tersebut. Ia tidak ingin, cambuk yang dibawanya melecut tubuh sang kekasih. Namun ia juga tidak mau mengecewakan Rasulullah. Segera setelah sampai, cambuk diserahkannya kepada Rasul mulia. Dengan cepat cambuk berpindah ke tangan Ukasyah. Masjid seketika mendengung seperti sarang lebah.

Tiba-tiba melompatlah dua sosok dari barisan terdepan, melesat maju. Yang pertama berwajah sendu, janggutnya basah oleh air mata yang menderas sejak dari tadi, dialah Abu Bakar. Dan yang kedua, sosok pemberani, yang ditakuti para musuhnya di medan pertempuran, Umar Ibn Khattab. Gemetar mereka berkata : “Hai Ukasyah, pukulah kami berdua, sesuka yang kau dera. Pilihlah bagian manapun yang paling kau ingin, kisaslah kami, jangan sekali-kali engkau pukul Rasul” “Duduklah kalian sahabatku, Allah telah mengetahui kedudukan kalian.” Nabi memberi perintah secara tegas. Kedua sahabat itu lunglai, langkahnya surut menuju tempat semula. Mereka pandangi sosok Ukasyah dengan pandangan memohon. Ukasyah tidak bergeming.

Melihat Umar dan Abu Bakar duduk kembali, Ali bin Abi thalib tak tinggal diam. Berdirilah ia di depan Ukasyah dengan berani. “Hai hamba Allah, inilah aku yang masih hidup siap menggantikan kisas Rasul, inilah punggungku, ayunkan tanganmu sebanyak apapun, deralah aku” “Allah Swt sesungguhnya tahu kedudukan dan niatmu wahai Ali, duduklah kembali.” ucap Nabi.

“Hai Ukasyah, engkau tahu, kami ini kakak-beradik, kami adalah cucu Rasulullah, kami darah dagingnya, bukankah ketika engkau mencambuk kami, itu artinya mengkisas Rasul juga.” kini yang tampil di depan Ukasyah adalah Hasan dan Husain. Tetapi sama seperti sebelumnya Nabi menegur mereka. “Wahai penyejuk mata, aku tahu kecintaan kalian kepadaku. Duduklah.”

Masjid kembali ditelan senyap. Banyak jantung yang berdegup kian cepat. Tak terhitung yang menahan nafas. Ukasyah tetap tegap menghadap Nabi. Kini tak ada lagi yang berdiri ingin menghalangi Ukasyah mengambil kisas. “Wahai Ukasyah, jika kau tetap berhasrat mengambil kisas, inilah Ragaku.” Nabi selangkah maju mendekatinya.

”Ya Rasul Allah, saat Engkau mencambukku, tak ada sehelai kainpun yang menghalangi lecutan cambuk itu.” Tanpa berbicara, Nabi langsung melepaskan ghamisnya yang telah memudar. Dan tersingkaplah tubuh suci Rasulullah. Seketika pekik takbir menggema, semua yang hadir menangis pedih.

Melihat tegap badan manusia yang dimaksum itu, Ukasyah langsung menanggalkan cambuk dan berhambur ke tubuh Nabi. Sepenuh cinta direngkuhnya Nabi, sepuas keinginannya ia ciumi punggung Nabi. Gumpalan kerinduan yang mengkristal kepada beliau, dia tumpahkan saat itu. Ukasyah menangis gembira, Ukasyah bertasbih memuji Allah, Ukasyah berteriak haru, gemetar bibirnya berucap sendu, “Tebusanmu, jiwaku ya Rasul Allah, siapakah yang sampai hati mengkisas manusia indah sepertimu. Aku hanya berharap tubuhku melekat dengan tubuhmu hingga Allah dengan keistimewaan ini menjagaku dari sentuhan api neraka.”

Dengan tersenyum, Nabi berkata: “Ketahuilah wahai manusia, siapa yang ingin melihat penduduk surga, maka lihatlah pribadi lelaki ini.” Ukasyah langsung tersungkur dan bersujud memuji Allah. Sedangkan yang lain berebut mencium Ukasyah. Pekikan takbir menggema kembali. “Wahai, Ukasyah berbahagialah engkau telah dijamin Nabi sedemikian pasti, bergembiralah engkau, karena kelak engkau menjadi salah satu yang menemani Rasul di surga.” Itulah yang kemudian dihembuskan semilir angin ke seluruh penjuru Madinah.

"ALLAHUMMA SHALLI 'ALA MUHAMMAD, WA 'ALA ALI MUHAMMAD"
Your Ad Here